Title : Prince and Princess
Author : Kim Hyomin
Cast
:
Kim Hyomin, Jo Kwangmin (Boyfriend), Jo Youngmin (Boyfriend)
Sub
Cast :
Kim Ki Bum (SHINee), Kim Yoon Sung, Kim Ryewook (Super Junior), Park Yeon Mi,
Im Yoon Ah, member SHINee
Genre
: Romance? Kocak? Prediksi sendiri
*minta dibakar
Length
: Chaptered
Summary
:
Note
: Pemeran milik tuhan :3,
tapi!! Alur dan jalan cerita punya saya! Plagiator.. hush-hush #kayak ngusir
ayam *plak
Ah, satu lagi, saya masih belajar karna bikin FF
tuh agak beda ama bikin novel :3 Jadi, mohon komentarnya yah J
thank’s
Happy Reading
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Author pov
Kelas itu tampak ramai dari biasanya. Banyak
yeoja merias wajah mereka agar tampak cantik. Heboh? Tentu saja. Diantara
banyaknya yeoja, hanya dua yeoja yang tampak cuek seakan berkata
walau-presiden-yang-datang-tak-akan-mengubah-hidupku.
Kedua yeoja itu sebenarnya tampak manis. Yeoja
yang pertama, berambut panjang dan ikal berwarna cokelat.. Sementara yeoja yang
kedua, rambutnya ikal berwarna pirang. Keduanya adalah anak blasteran, terlihat
dari warna rambut mereka. Yeoja itu sedang serius membaca buku. Sahabat yang
tak mengenali kehidupan sahabatnya(?). mereka dekat karena termasuk anak
pendiam disekolah.
KYAA!!!
Teriakan itu membuat yeoja berambut pirang
menoleh sekilas lalu kembali menekuni buku didepannya. Tapi, suara itu
mengganggu-nya.
“Ya~ Hyomin-ah, apa kupingmu tak sakit?”,
tanya si yeoja pirang menutup telinganya.
“Ani.. sudah biasa. Paling-paling hanya karena
tiga namja itu”, jawab Hyomin singkat.
Yeoja pirang itu mengangguk, membenarkan
perkataan sahabatnya itu. Ya, sekolah mereka memiliki banyak sekali artis yang
bersekolah disana. Salah satunya adalah tiga member boyband yang sedang naik
daun itu.
“Kwangmin... Youngmiiinnn.... Minwooo”, teriakan
histeris para yeoja masih terdengar. Tetap saja mereka cuek dan masih berkutat
dengan buku didepan mereka.
“Ah, Ji Hyun-ya, pinjam PR fisika dong,
yang nomer 9 sudah?”, tanya Hyomin teringat akan nasib satu soal PR-nya itu.
Ji Hyun mengangguk dan segera mencari buku yang
dimaksud dan memberikannya pada Hyomin.
“Aigo, ternyata begini”, gumam Hyomin pelan. Ji
Hyun hanya tersenyum dan kembali membaca bukunya. Tak peduli bahwa ketiga namja
itu sudah masuk kekelas yang memang sekelas (?).
Sepasang mata dari tiga namja itu sempat melirik
kearah dua yeoja yang sedang asyik sendiri itu. Seulas senyum menghiasi
bibirnya karena melihat sang yeoja yang disukai-nya.
~~~~
@Istirahat
@Istirahat
“Huwaaa~ aku laper! Palliwa, Ji Hyun-ah”, rengek
Hyomin menarik-narik tangan Ji Hyun yang masih berkutat dengan buku-nya.
“Arra-arra, tapi tolong lepaskan tanganmu, sakit
nih”, keluh Ji Hyun.
Hyomin nyengir dan kedua sahabat itu pun segera melenggang
keluar kelas.
“Astaga, Hyomin-ah, kau yakin dengan ini? Kantin
rame banget nih”, kata Ji Hyun yang melihat kerumunan di kantin yang terlihat
sedang berdesak-desakan. “Pasti tiga namja itu sedang ada disana”
“Tapi, bagaimana, dong? Laper nih”, rengek Hyomin
mengeluarkan puppy eyes-nya.
Ji Hyun yang sangat lemah terhadap tatapan Hyomin
itu menghela nafas. “Aish. Ya sudah, aku akan menemanimu kesana, Kim Hyomin!
Apa kau puas?”
“Sangat puas, Cho Ji Hyun-ssi. hehehe”
“Berhentilah ber-evil! Sepertinya kau tertular
dariku”
“Sepertinya. Yah, siapa yang sangka sahabat yang
tidak mengenali sahabatnya sendiri menularkan sifat evil-nya itu”, ucap Hyomin.
Ji Hyun memutar bola matanya. Ia menarik tangan
sahabatnya itu dan masuk kekerumunan. Dengan susah payah, keduanya memesan
makanan dan keluar dari kantin. Mereka berjalan menuju atap sekolah.
“Untung aku tak mati”, gumam Ji Hyun menghela
nafas lega. Ia memakan roti isi-nya.
Hyomin tertawa mendengar gumaman sahabatnya.
“Mianhaeyo. Sepertinya, selama ada tiga namja itu, kita tak bisa menikmati
jajanan dikantin”
“Gwenchana, eh, bukannya kamu fans mereka?”,
tanya Ji Hyun menggoda.
“Enak saja kalo bicara. Emang aku mau jadi fans
mereka? Aku mau-nya fans Ryewook Super Junior atau Key SHINee. Wuaa~ aku pingin
tanda tangan mereka”, jawab Hyomin sedikit ber-angan.
“Terserah... tapi, kalo kau sampe kepincut(?),
pajak jadianmu 50% dari uang jajanmu sebulan. Deal?”
“YA! Itu kesepakatan atau pemerasan??”, pekik
Hyomin membelalakkan matanya.
“Bisa dibilang... pemerasan kasih sayang. Hahaha”
“Memang ada? Terserahlah, yang jelas, aku tak
berharap aku kenal mereka”, pada saat Hyomin mengucapkan kalimat itu, seorang
namja yang mendengarkan dari tadi hanya menghela nafas berat.
‘sepertinya kau tak mau berkenalan denganku, Kim
Hyomin’, batin namja itu.
****
Lapangan basket itu nampak ramai karena kelas X-A sedang ada jam pelajaran olahraga. Kali ini basket. Hyomin mengutuk dirinya. Oh, ayolah, kalau hanya berlari, ia pasti bisa. Lha, ini? Basket? Sekali lagi, BASKET, olah raga yang paling ia benci, mana mungkin ia bisa. Apalagi hari ini penilaian.
Lapangan basket itu nampak ramai karena kelas X-A sedang ada jam pelajaran olahraga. Kali ini basket. Hyomin mengutuk dirinya. Oh, ayolah, kalau hanya berlari, ia pasti bisa. Lha, ini? Basket? Sekali lagi, BASKET, olah raga yang paling ia benci, mana mungkin ia bisa. Apalagi hari ini penilaian.
‘mampus deh aku’, batin Hyomin.
“Ya, cepatlah, Hyomin-ssi, yang lain sudah
menunggu”, tegur Kang Songsaenim.
Hyomin menghirup udara dan segera menembak. Ia
kemudian memejamkan mata berharap bola itu masuk kedalam ring. Tapi, sepertinya
do’a Hyomin tak terkabul.
“Kau harus banyak berlatih, Hyomin-ssi”,
nasehat Kang Songsaenim.
‘Berlatih bagaimana coba? Aku kan sangat benci
basket!’, rutuk Hyomin.
“Kalau begitu, biar bapak tentukan tutor-mu
seperti Luna-ssi dan Ha Ni-ssi. Em.. ah, Jo Kwangmin!”, tiba-tiba
Kang Songsaenim berteriak.
Kwangmin segera berlari meninggalkan permainan
basket putra yang langsung mendapatkan sorakan protes dari yang lain.
“Kau ajari Hyomin-ssi. Dia butuh pelajaran,
jika tidak ingin nilainya jelek”, jelas Kang Songsaenim pada Kwangmin.
“Tapi..”, Hyomin ingin protes, tetapi dihentikan
oleh Kwangmin.
“Saya mengerti, Songsaenim. Kalau begitu, Hyomin-ssi,
latihan nanti setelah bel pulang berbunyi. Oke?”
Hyomin diam, berfikir, lalu mengangguk ragu.
Kwangmin tersenyum puas. “Kalau begitu, saya
mengerti. Anyyeong”, pamit Kwangmin dan pergi setelah membungkuk pada Kang
Songsaenim.
___________________
Akhirnya selesaii , eh, TBC ding XD
Akhirnya selesaii , eh, TBC ding XD
Yah,
sekian terima kasih *minta dibakar emang*
Mohon sarannya ya
>_<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar